Senin, 17 April 2017

Jejakaki Tanah Kei #1





JEJAKAKI TANAH KEI #1
*Sebenarnya perjalanan kali ini tidak hanya ke Kei saja, libur panjang selama 1 minggu Beta habiskan untuk lanjut eksplorasi di dua kabupaten di Provinsi Maluku,(Kab. Maluku Tenggara & Kab. Kep. Tanimbar) So.. cerita kali ini Beta akan jadikan 2 sesi ya, Jejakaki Tanah Kei dan Saumlaki.. Enjoy..

Kei? Jujur, Beta baru tau nama kepulauan yang secara administratif terletak di Kab. Maluku Tenggara ini saat tinggal dan bekerja di Ambon. Banyak’nya postingan kece di instagram adalah salah satu alasan Beta “ngebet banget” buat menjejakan kaki di kepulauan yang dianugrahi salah satu pantai dengan pasir putih terhalus di dunia. Dan Beta harus bilang WOOow....
Terdapat 2 alternatif untuk menuju ke kepulauan eksotis ini, yakni melalui kapal laut dan pesawat udara. Silahkan cek www.pelni.co.id untuk rute kapal Pelni dari Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon ke Tual dan  laman Traveloka, Tiket.com (dll) untuk cek jadwal penerbangan dari Bandara Pattimura, Ambon ke Langgur – Kei. Karena memang sudah mempersiapkan budget untuk trip kali ini, Beta memilih untuk menggunakan pesawat udara menuju Langgur dengan tiket 700rb’an untuk sekali jalan.
Selamat datang di bandara Karel Sadsuitubun - Langgur

Aaah... akhirnya, setelah hampir satu jam perjalanan sampai juga di bandara Langgur. Nyesel itu adalah kelewat untuk ambil foto sesaat sebelum landing tadi.. asli, pemandangan dari atas pesawat keren banget. Oh iya, dalam perjalanan kali ini Beta menginap di salah satu kolega. Semacam ada jemputan dan tempat tinggal, lumayan lah bisa hemat pengeluaran satu malam..hhe.. Dari Bandara nggak langsung ke rumah, sempat mampir di salah satu tempat yang berisikan diorama perjalanan datangnya misionaris katolik di kepulauan ini. Karena sore ini Beta di sambut dengan hujan, Beta memilih untuk istirahat dan mempersiapkan itenerary perjalanan esok hari.
Sejarah 100 th kedatangan Katolik di Maluku
Hujan setibanya di Kota Tual (nampak saat melintasi jembatan Watdek)


PERJALANAN YANG TERTUNDA

Semangat untuk menjelajah Kei.. Pagi ini di sambut dengan cuaca cerah, yess.. niat Beta untuk eksplorasi Kei di restui oleh-Nya.
Pemandangan dari tempat Beta menginap dan tinggal selama di Kei

Mumpung cerah, niat 110% untuk menuju Pantai Ngurtavur... itu lo.. pantai pasir putih yang panjangnya 2 km di tengah lautan. Untuk ke Pantai ini (lebih tepatnya sih Pulau kali ya), dari Tual kalian dapat naik angkot menuju Terminal Langgur (tarif Rp. 3.000,-), kemudian lanjut dengan menggunakan angkot menuju Ohoi (Desa) Debut. Naaah... seni’nya naik angkot di sini nih, Beta harus menunggu selama 1,5 jam sampai orang di dalam angkot ini penuh.. Padahal dari Terminal Langgur ke Debut cuman sebentar saja, sekitar 40 menit’an kalau nggak salah..hha.. Tarif angkot dari Terminal / Pasar Langgur ke Debut Rp. 10.000,-. 
Terminal & Pasar Langgur (Langgur sudah masuk wilayah Kab. Maluku Tenggara)
Dalam angkot penuh dengan belanjaan warga desa.. seru..hhe..
Nah, Gereja inilah yang menandakan kita sudah sampai Pelabuhan Debut

Dari pelabuhan Debut inilah akses ke Ngurtafur
dan beberapa pulau kecil seperti Tanimbar Kei

Pelabuhan Debut yang sudah sepi :(
Yaelah, gegara nunggu angkot lama, udah siang gini jarang sekali orang yang menyewakan perahu.. Rasanya lemes banget pas tahu kenyataan ini (alah), lebih lemes lagi pas tahu sewa perahu motor PP Debut – Ngurtavur 700ribuan.. Semangat itu pas komunikasi dengan teman kerja yang kebetulan sedang pulang kampung ke Kei, Hendry Lestuni namanya. Putra daerah ini menawarkan untuk menemani Beta dengan motor untuk keliling Kei 2 hari ke-depan, oh.. dengan lantang Beta bilang Yess, Let’s get lost Hendri..hha..

GOA HAWANG, BUKIT MASBAIT, NGURBLOAT; PANTAI TERHALUS DI DUNIA

Karena batal ke Ngurtavur hari ini, kami akhirnya memilih ke Goa Hawang. Goa yang terkenal karena air’nya yang jernih dan berwarna biru berkilau ini berlokasi tidak jauh dari Desa Debut, sekitar 15 menit kayaknya. Untuk masuk ke Goa Hawang, pengunjung dikenakan biaya Rp. 5.000,- / orang. Karena ini bukan hari libur, sumpah.. ini Goa berasa serem banget (sekaligus eksotis..hhe..), secara kami hanya 2 orang di tempat ini. Serem karena Hawang sendiri berarti “Setan”. Menurut mitos, batu di tengah goa adalah orang yang dikutuk menjadi batu karena meminum air’nya dengan bersungut (sumpah serapah) karena rasanya yang asam. Nah lo.. Tapi asli, takjub dengan warna’nya yang biru bak batu kristal lengkap dengan stalaktit’nya yang spektakuler.. For me, this is magic, misty and also  instagrameble!!
Perjalanan menuju Goa Hawang dari Desa Debut

Ada beberapa anak tangga menurun menuju Goa Hawang

Air Biru Goa Hawang
Sebenarnya kualitas fotonya agak kabur sih,
hanya ingin menunjukkan ke teman-teman bahwa air di Goa Hawang cukup dalam

Puas berenang di Goa Hawang, kami melanjutkan perjalanan menuju Pantai Ngurbloat (atau dikenal dengan Pantai Pasir Panjang); pantai dengan pasir halus’nya itu jangan sampai terlewatkan saat mengunjungi Kei ya.. oh iya, sebelum kami ke Ngurbloat kami mampir untuk mengunjungi Bukit Masbait. Bukit ini adalah salah satu lokasi untuk wisata religi umat Katolik, semacam napak tilas perjalan kesengsaraan Kristus. Di atas bukit ini, kita bisa melihat Kota Tual dengan gugusan pulau-pulau kecil di sekitarnya, menarik! Karena masih satu arah perjalanan, kami juga singgah di Pantai Ohoidertawun sebelum akhirnya sampai di Ngurbloat.
Dari atas bukit ini, kita dapat melihat kepulauan Kei dari ketinggian.
Bukit masbait bisa dikatakan salah satu titik tertinggi di Langgur.

Bukit Masbait disa dikatakan lokasi wisata religi bagi umat Katolik. 
Di tempat ini, kita akan melihat perjalanan spiritual Kristus saat disalibkan.

Nah, pantai di Kei sebenarnya saling berdekatan.
Pastikan melihat petunjuk arah dengan baik ya.
Masuk pintu gerbang Pantai Ngurbloat – Pasir Panjang, rasa penasaran semakin meningkat. Yess... finally... Untuk masuk ke kawasan pantai ini, dikenakan retribusi Rp.5.000,- / orang. Pas sampai dan menginjak pasir’nya itu..nyesss... lembut banget kayak tepung terigu.. kami menghabiskan banyak waktu untuk menikmati sore di pantai ini lengkap ditemani dengan suguhan Pisang Enbal dan Teh Anget.. Syuuurrggaaaa....hha.. Selama perjalanan Beta ke beberapa pelosok daerah, harus Beta akui, sunset dari Pantai Pasir Panjang memang juara’nya. Betah berlama-lama di tempat ini hingga tanpa terasa malam’pun menjelang sebelum kami memutuskan untuk pulang.
Pantai Ngurbloat yang masih asri dan teduh dengan vegetasi yang cukup padat
Pantai Ngurbloat adalah salah satu pantai dengan pasir terhalus di dunia. Bahkan sat kita berjalanpun, kaki kita akan mengendap dibuatnya. Sunnguh ciptaan Tuhan yang indah..

Beta dan Pantai Pasir Panjang (Ngurbloat)

Lengkapi santai soremu dengan satu porsi Pisang Embal tatkala menikmati indahnya Pantai Ngurbloat

Rekomendasi mengunjungi Ngurbloat (versi Beta) yakni pukul 16.00 - 19.00 WIT


DAY 2 - NGURTAVUR

Tetabuhan musik terdengar sayup-sayup dari kejauhan di Debut.. Aah.. kebetulan banget anak-anak SD N 1 Debut yang sedang latihan untuk tari penyambutan. Selepas meminta izin, Beta mendokumentasikan tari kas Kei tersebut, sangat seru dan menarik melihat keceriaan mereka..hhe...
Tari Panah Kei
Harus Beta akui, single traveller itu berat di ongkos untuk kebutuhan transportasi yang berhubungan dengan nyebrang menyeberang lautan bebas,, terkadang relasi dan kenalan sangat diperlukan dalam kondisi tertentu, termasuk dalam perjalanan kami menuju Ngurtavur pagi ini. Salah seorang kerabat Hendri adalah orang yang tinggal di daerah Ngurtavur, dan bersyukurnya kami mendapatkan perahu yang dikemudikan langsung dari tetua adat di daerah tersebut yang tidak lain adalah Ayah dari kerabat Hendri. Sebenarnya tanpa kenalan’pun kalian juga tetap bisa mengunjungi Ngurtavur dengan biaya sewa perahu yang disebutkan di atas ya. Pintar-pintar bawa diri untuk bisa berdiskusi mengenai harga sewa perahu motor, tentunya dengan harga wajar ya. Dengan begitu, kita secara tidak langsung akan membantu roda ekonomi masyarakat sekitar bukan.. Kami memang sengaja berangkat pagi interval pukul 09.00 WIT untuk menghindari gelombang laut. Selain itu, dengan berangkat pagi panas belum terlalu menyengat dan pastinya aktivitas foto-foto’pun menjadi lebih puass...
Sepanjang perjalanan kita akan melawati beberapa pulau kecil
 dengan pasir putih yang terlihat dari kejauhan

Tak kurang 40 menit dari Debut, nampak hamparan pasir putih di tengah lautan. Cahaya matahari yang menyilaukan menjernihkan air di tepian pasir hingga tampak sebening kristal.. juaraaa! Pas perahu hampir sanggah tak henti-henti’nya untuk terus mengucap syukur akhirnya menginjakan kaki di lepas pantai yang termasyur itu.
Pantai Ngurtavur dengan air sebening crystal dan panas terik yang menyengat..hhe..

Sudut lain Ngurtavur dengan pulau-pulau kecil disekelilingnya

Spechlessss dengan kejernihan air dan pantai pasir putihnya..

Karena nggak punya foto Ngurtavur  tampak atas, foto dari Bang Ahmad Hasanela (Instagram: @ahmad_hasanela) mungkin bisa mewakili bagaimana indahnya pantai ini

Seingat Beta, kami menghabiskan waktu berjam-jam di pantai ini sebelum kembali, lokasinya bikin betah memang. Saran saja, karena tidak ada sumber air dan makanan (saat Beta datang belum ada, semoga sekarang lebih tertata pengelolaannya) teman-teman bisa membawa makanan sendiri. Tapi jangan cuman makanan yang di bawa, jadilah traveller yang bertanggung jawab dengan membawa pulang kembali sampah kalian. Sekembali’nya ke Debut, kami memilih untuk mengunjungi Pantai Ngurbloat (lagi),, entah Beta mengapa betah untuk nongkrong berlama-lama di tempat ini. Kami memutuskan untuk berpisah di salah satu penginapan di Pelabuhan Tual,, dan bersiap untuk menjejakan kaki di Tanah Saumlaki bagaimana pengalaman Beta di Saumlaki,,,cek postingan berikut ya >>

Ucapan Terimakasih :
Ucapan terimakasih Beta sampaikan kepada Hendri Lestuni yang boleh menemani beta selama beberapa hari di  Tual dan Langgur. Ayah dari kerabat Hendri (aduh lupa nama Beliau, akan Beta update segera), terimakasih telah mengantarkan kami ke Bapa pung'e pante paleng eksotis di Kei..hhe.. Terimakasih juga Beta ucapkan untuk Bapak Miguel / Ibu Ratih atas informasi dan rekomendasi yang boleh disampaikan ke Beta.
Bersama Hendri dan Bapak yang mengantarkan kami ke Ngurtavur 

Catatan Jejakakibeta :

  1. Sewa mobil selama di Tual bisa menjadi alternatif jika teman-teman datang berombongan.
  2. Rental motor di Tual setahu Beta belum terlalu banyak, jika memang teman-teman adalah solo traveller, menggunakan angkot bisa jadi alternatif. Namun Anda harus menunggu cukup lama, karena lokasi tempat wisata yang masih pedesaan bisa jadi butuh waktu 1 jam lebih utuk menunggu angkot jalan. Tapi harganya sangat terjangkau, sekali jalan bisa Rp. 5.000,- sampai Rp. 10.000,-.
  3. Menggunakan ojek adalah pilihan terakhir. Jika perlu, kalian bisa sewa ojek (berikut sopirnya) seharian untuk mengantarkan ke beberapa destinasi *dengan negosiasi dan kesepakatan terlebih dahulu tentunya. Hal ini pernah beta terapkan saat menglilingi Ternate di Maluku Utara.
  4. Jangan lupa juga siapkan uang tunai yang cukup saat perjalanan. Karena wisata alam yang notabenya jauh dari anjungan tunai mandiri (ATM). 
  5. Siapkan powerbank
  6. Beberapa tempat di Kei masih kental dengan adat. Beberapa lokasi (yang dianggap keramat) mensakralkan penggunaan warna tertentu (contohnya baju warna merah). *Beta menggunakan baju warna merah di lokasi wisata yang sudah sangat ramai dikunjungi.
  7. Penginapan sudah sangat beragam di Kei (Tual dan Langgur), bahkan di sepanjang Pantai Pasir Panjang (Ngurbloat) banyak sekali ditemui penginapan dengan harga yang cukup bersahabat. Silahkan teman-teman googling untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.
  8. Siapkan makanan dan air yang cukup saat mengunjungi Ngurtavur. 
  9. Siapkan sun screen untuk melindungi kita dari panas'nya Kei yang direfleksikan dari pantainya yang putih bersih..hhe..
  10. Selalu menjadi traveller yang bertangung jawab, dengan hanya meninggalkan jejakaki, capture dokumentasi dan membawa / membuang sampah pada tempatnya.