JEJAKAKI TANAH KEI #1
*Sebenarnya perjalanan kali ini tidak hanya ke Kei saja, libur panjang
selama 1 minggu Beta habiskan untuk lanjut eksplorasi di dua kabupaten di
Provinsi Maluku,(Kab. Maluku Tenggara & Kab. Kep. Tanimbar) So.. cerita kali ini
Beta akan jadikan 2 sesi ya, Jejakaki Tanah Kei dan Saumlaki.. Enjoy..
Kei? Jujur, Beta baru tau nama
kepulauan yang secara administratif terletak di Kab. Maluku Tenggara ini saat
tinggal dan bekerja di Ambon. Banyak’nya postingan kece di instagram adalah
salah satu alasan Beta “ngebet banget” buat menjejakan kaki di kepulauan yang
dianugrahi salah satu pantai dengan pasir putih terhalus di dunia. Dan Beta
harus bilang WOOow....
Terdapat 2 alternatif untuk
menuju ke kepulauan eksotis ini, yakni melalui kapal laut dan pesawat udara.
Silahkan cek www.pelni.co.id untuk rute
kapal Pelni dari Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon ke Tual dan laman Traveloka, Tiket.com (dll) untuk cek
jadwal penerbangan dari Bandara Pattimura, Ambon ke Langgur – Kei. Karena
memang sudah mempersiapkan budget untuk trip kali ini, Beta memilih untuk menggunakan
pesawat udara menuju Langgur dengan tiket 700rb’an untuk
sekali jalan. |
Selamat datang di bandara Karel Sadsuitubun - Langgur |
Aaah... akhirnya, setelah hampir
satu jam perjalanan sampai juga di bandara Langgur. Nyesel itu adalah kelewat untuk
ambil foto sesaat sebelum landing tadi.. asli, pemandangan dari atas pesawat
keren banget. Oh iya, dalam perjalanan kali ini Beta menginap di salah satu
kolega. Semacam ada jemputan dan tempat tinggal, lumayan lah bisa hemat pengeluaran satu malam..hhe.. Dari
Bandara nggak langsung ke rumah, sempat mampir di salah satu tempat yang
berisikan diorama perjalanan datangnya misionaris katolik di kepulauan ini.
Karena sore ini Beta di sambut dengan hujan, Beta memilih untuk istirahat dan
mempersiapkan itenerary perjalanan esok hari.
|
Sejarah 100 th kedatangan Katolik di Maluku |
|
Hujan setibanya di Kota Tual (nampak saat melintasi jembatan Watdek) |
PERJALANAN YANG TERTUNDA
Semangat untuk menjelajah Kei..
Pagi ini di sambut dengan cuaca cerah, yess.. niat Beta untuk eksplorasi Kei di
restui oleh-Nya.
|
Pemandangan dari tempat Beta menginap dan tinggal selama di Kei |
Mumpung cerah, niat 110% untuk
menuju Pantai Ngurtavur... itu lo.. pantai pasir putih yang panjangnya 2 km di
tengah lautan. Untuk ke Pantai ini (lebih tepatnya sih Pulau kali ya), dari
Tual kalian dapat naik angkot menuju Terminal Langgur (tarif Rp. 3.000,-),
kemudian lanjut dengan menggunakan angkot menuju Ohoi (Desa) Debut. Naaah...
seni’nya naik angkot di sini nih, Beta harus menunggu selama 1,5 jam sampai
orang di dalam angkot ini penuh.. Padahal dari Terminal Langgur ke Debut cuman sebentar saja, sekitar 40
menit’an kalau nggak salah..hha.. Tarif angkot dari Terminal / Pasar Langgur ke
Debut Rp. 10.000,-.
|
Terminal & Pasar Langgur (Langgur sudah masuk wilayah Kab. Maluku Tenggara) |
|
Dalam angkot penuh dengan belanjaan warga desa.. seru..hhe.. |
|
Nah, Gereja inilah yang menandakan kita sudah sampai Pelabuhan Debut |
|
Dari pelabuhan Debut inilah akses ke Ngurtafur dan beberapa pulau kecil seperti Tanimbar Kei |
|
Pelabuhan Debut yang sudah sepi :( |
Yaelah, gegara nunggu angkot lama, udah siang gini jarang sekali orang yang menyewakan perahu.. Rasanya lemes banget pas tahu kenyataan ini (alah), lebih lemes lagi
pas tahu sewa perahu motor PP Debut – Ngurtavur 700ribuan.. Semangat itu pas komunikasi dengan teman kerja yang kebetulan sedang
pulang kampung ke Kei, Hendry Lestuni namanya. Putra daerah ini menawarkan
untuk menemani Beta dengan motor untuk keliling Kei 2 hari ke-depan, oh..
dengan lantang Beta bilang Yess, Let’s get lost Hendri..hha..
GOA HAWANG, BUKIT MASBAIT,
NGURBLOAT; PANTAI TERHALUS DI DUNIA
Karena batal ke Ngurtavur hari
ini, kami akhirnya memilih ke Goa Hawang. Goa yang terkenal karena air’nya yang
jernih dan berwarna biru berkilau ini berlokasi tidak jauh dari Desa Debut,
sekitar 15 menit kayaknya. Untuk masuk ke Goa Hawang, pengunjung dikenakan
biaya Rp. 5.000,- / orang. Karena ini bukan hari libur, sumpah.. ini Goa berasa
serem banget (sekaligus eksotis..hhe..), secara kami hanya 2 orang di tempat
ini. Serem karena Hawang sendiri berarti “Setan”. Menurut mitos, batu di tengah
goa adalah orang yang dikutuk menjadi batu karena meminum air’nya dengan bersungut (sumpah serapah) karena rasanya yang asam. Nah lo.. Tapi asli, takjub dengan warna’nya yang biru bak
batu kristal lengkap dengan stalaktit’nya yang spektakuler.. For me, this is
magic, misty and also instagrameble!!
|
Perjalanan menuju Goa Hawang dari Desa Debut |
|
Ada beberapa anak tangga menurun menuju Goa Hawang |
|
Air Biru Goa Hawang |
|
Sebenarnya kualitas fotonya agak kabur sih, hanya ingin menunjukkan ke teman-teman bahwa air di Goa Hawang cukup dalam |
Puas berenang di Goa Hawang, kami melanjutkan perjalanan menuju
Pantai Ngurbloat (atau dikenal dengan Pantai Pasir Panjang); pantai dengan pasir
halus’nya itu jangan sampai terlewatkan saat mengunjungi Kei ya.. oh iya,
sebelum kami ke Ngurbloat kami mampir untuk mengunjungi Bukit Masbait. Bukit
ini adalah salah satu lokasi untuk wisata religi umat Katolik, semacam napak
tilas perjalan kesengsaraan Kristus. Di atas bukit ini, kita bisa melihat Kota
Tual dengan gugusan pulau-pulau kecil di sekitarnya, menarik! Karena masih satu
arah perjalanan, kami juga singgah di Pantai Ohoidertawun sebelum akhirnya
sampai di Ngurbloat. |
Dari atas bukit ini, kita dapat melihat kepulauan Kei dari ketinggian. Bukit masbait bisa dikatakan salah satu titik tertinggi di Langgur. |
|
Bukit Masbait disa dikatakan lokasi wisata religi bagi umat Katolik. Di tempat ini, kita akan melihat perjalanan spiritual Kristus saat disalibkan. |
|
Nah, pantai di Kei sebenarnya saling berdekatan. Pastikan melihat petunjuk arah dengan baik ya. |
Masuk pintu gerbang Pantai
Ngurbloat – Pasir Panjang, rasa penasaran semakin meningkat. Yess... finally...
Untuk masuk ke kawasan pantai ini, dikenakan retribusi Rp.5.000,- / orang. Pas
sampai dan menginjak pasir’nya itu..nyesss... lembut banget kayak tepung
terigu.. kami menghabiskan banyak waktu untuk menikmati sore di pantai ini
lengkap ditemani dengan suguhan Pisang Enbal dan Teh Anget..
Syuuurrggaaaa....hha.. Selama perjalanan Beta ke beberapa pelosok daerah, harus
Beta akui, sunset dari Pantai Pasir Panjang memang juara’nya. Betah
berlama-lama di tempat ini hingga tanpa terasa malam’pun menjelang sebelum kami
memutuskan untuk pulang. |
Pantai Ngurbloat yang masih asri dan teduh dengan vegetasi yang cukup padat |
|
Pantai Ngurbloat adalah salah satu pantai dengan pasir terhalus di dunia. Bahkan sat kita berjalanpun, kaki kita akan mengendap dibuatnya. Sunnguh ciptaan Tuhan yang indah.. |
|
Beta dan Pantai Pasir Panjang (Ngurbloat) |
|
Lengkapi santai soremu dengan satu porsi Pisang Embal tatkala menikmati indahnya Pantai Ngurbloat
|
Rekomendasi mengunjungi Ngurbloat (versi Beta) yakni pukul 16.00 - 19.00 WIT |
|
DAY 2 - NGURTAVUR
Tetabuhan musik terdengar
sayup-sayup dari kejauhan di Debut.. Aah.. kebetulan banget anak-anak SD N 1
Debut yang sedang latihan untuk tari penyambutan. Selepas meminta izin, Beta
mendokumentasikan tari kas Kei tersebut, sangat seru dan menarik melihat
keceriaan mereka..hhe...
|
Tari Panah Kei
|
Harus Beta akui, single traveller
itu berat di ongkos untuk kebutuhan transportasi yang berhubungan dengan
nyebrang menyeberang lautan bebas,, terkadang relasi dan kenalan sangat
diperlukan dalam kondisi tertentu, termasuk dalam perjalanan kami menuju
Ngurtavur pagi ini. Salah seorang kerabat Hendri adalah orang yang tinggal di
daerah Ngurtavur, dan bersyukurnya kami mendapatkan perahu yang dikemudikan
langsung dari tetua adat di daerah tersebut yang tidak lain adalah Ayah dari kerabat Hendri. Sebenarnya tanpa kenalan’pun kalian juga tetap bisa mengunjungi
Ngurtavur dengan biaya sewa perahu yang disebutkan di atas ya. Pintar-pintar
bawa diri untuk bisa berdiskusi mengenai harga sewa perahu motor, tentunya
dengan harga wajar ya. Dengan begitu, kita secara tidak langsung akan membantu
roda ekonomi masyarakat sekitar bukan.. Kami memang sengaja berangkat pagi
interval pukul 09.00 WIT untuk menghindari gelombang laut. Selain itu, dengan
berangkat pagi panas belum terlalu menyengat dan pastinya aktivitas
foto-foto’pun menjadi lebih puass...
|
Sepanjang perjalanan kita akan melawati beberapa pulau kecil dengan pasir putih yang terlihat dari kejauhan
|
Tak kurang 40 menit dari Debut, nampak hamparan pasir putih di tengah lautan. Cahaya matahari yang menyilaukan menjernihkan air di tepian pasir hingga tampak sebening kristal.. juaraaa! Pas perahu hampir sanggah tak henti-henti’nya untuk terus mengucap syukur akhirnya menginjakan kaki di lepas pantai yang termasyur itu.
|
Pantai Ngurtavur dengan air sebening crystal dan panas terik yang menyengat..hhe..
|
|
Sudut lain Ngurtavur dengan pulau-pulau kecil disekelilingnya |
|
Spechlessss dengan kejernihan air dan pantai pasir putihnya.. |
|
Karena nggak punya foto Ngurtavur tampak atas, foto dari Bang Ahmad Hasanela (Instagram: @ahmad_hasanela) mungkin bisa mewakili bagaimana indahnya pantai ini
|
Seingat Beta, kami menghabiskan
waktu berjam-jam di pantai ini sebelum kembali, lokasinya bikin betah memang.
Saran saja, karena tidak ada sumber air dan makanan (saat Beta datang belum
ada, semoga sekarang lebih tertata pengelolaannya) teman-teman bisa membawa
makanan sendiri. Tapi jangan cuman makanan yang di bawa, jadilah traveller yang
bertanggung jawab dengan membawa pulang kembali sampah kalian. Sekembali’nya ke
Debut, kami memilih untuk mengunjungi Pantai Ngurbloat (lagi),, entah Beta mengapa
betah untuk nongkrong berlama-lama di tempat ini. Kami memutuskan untuk
berpisah di salah satu penginapan di Pelabuhan Tual,, dan bersiap untuk
menjejakan kaki di Tanah Saumlaki bagaimana pengalaman Beta di Saumlaki,,,cek
postingan berikut ya >>
Ucapan Terimakasih :
Ucapan terimakasih Beta sampaikan kepada Hendri Lestuni yang boleh menemani beta selama beberapa hari di Tual dan Langgur. Ayah dari kerabat Hendri (aduh lupa nama Beliau, akan Beta update segera), terimakasih telah mengantarkan kami ke Bapa pung'e pante paleng eksotis di Kei..hhe.. Terimakasih juga Beta ucapkan untuk Bapak Miguel / Ibu Ratih atas informasi dan rekomendasi yang boleh disampaikan ke Beta.
|
Bersama Hendri dan Bapak yang mengantarkan kami ke Ngurtavur |
Catatan Jejakakibeta :
- Sewa mobil selama di Tual bisa menjadi alternatif jika teman-teman datang berombongan.
- Rental motor di Tual setahu Beta belum terlalu banyak, jika memang teman-teman adalah solo traveller, menggunakan angkot bisa jadi alternatif. Namun Anda harus menunggu cukup lama, karena lokasi tempat wisata yang masih pedesaan bisa jadi butuh waktu 1 jam lebih utuk menunggu angkot jalan. Tapi harganya sangat terjangkau, sekali jalan bisa Rp. 5.000,- sampai Rp. 10.000,-.
- Menggunakan ojek adalah pilihan terakhir. Jika perlu, kalian bisa sewa ojek (berikut sopirnya) seharian untuk mengantarkan ke beberapa destinasi *dengan negosiasi dan kesepakatan terlebih dahulu tentunya. Hal ini pernah beta terapkan saat menglilingi Ternate di Maluku Utara.
- Jangan lupa juga siapkan uang tunai yang cukup saat perjalanan. Karena wisata alam yang notabenya jauh dari anjungan tunai mandiri (ATM).
- Siapkan powerbank
- Beberapa tempat di Kei masih kental dengan adat. Beberapa lokasi (yang dianggap keramat) mensakralkan penggunaan warna tertentu (contohnya baju warna merah). *Beta menggunakan baju warna merah di lokasi wisata yang sudah sangat ramai dikunjungi.
- Penginapan sudah sangat beragam di Kei (Tual dan Langgur), bahkan di sepanjang Pantai Pasir Panjang (Ngurbloat) banyak sekali ditemui penginapan dengan harga yang cukup bersahabat. Silahkan teman-teman googling untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.
- Siapkan makanan dan air yang cukup saat mengunjungi Ngurtavur.
- Siapkan sun screen untuk melindungi kita dari panas'nya Kei yang direfleksikan dari pantainya yang putih bersih..hhe..
- Selalu menjadi traveller yang bertangung jawab, dengan hanya meninggalkan jejakaki, capture dokumentasi dan membawa / membuang sampah pada tempatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar